Kamis, 01 Mei 2008

Gadis


“Apa ?”

Tidak mungkin, baru semalam saya makan malam bersamanya, sedikitpun tidak terlihat kalau dia sedang punya masalah. Dari matanya pun tidak terlihat ia sedang mempunyai beban. Jadi kabar ini pasti bohong.

“Sungguh, ini nyata.” Lagi-lagi seseorang meyakinkan saya.

Saya tidak tahu harus berbuat apa, yang saya lakukan hanya terdiam berdiri terpaku di sini.

“Cepat! Kau tak bisa diam saja di sini!”

Saya tersadar, bergegas saya mendatangi rumahnya. Di sana tubuh mungilnya terbungkus gaun putih, mukanya pucat dan bibirnya tersenyum kepada saya. Sementara semua orang yang berada di sekeliling saya menatap saya dengan sinis.

“Gadis, mati karena kau menolak cintanya.”
_

Tidak ada komentar: